Sudah terjun ke dunia bisnis sejak tahun 2013 silam, Irshal Syukra (27) sebelumnya merintis bisnis sampingan ketika masih berstatus sebagai karyawan di salah satu BUMN di Kalimantan Barat. Setelah lima tahun bekerja, akhirnya Irshal memutuskan resign dengan alasan ingin terjun ke dunia entrepreneur.
Berbagai macam peluang bisnis pernah ditekuninya sebelum menjalankan bisnis makanan yang satu ini. Sebut saja seperti usaha cuci helm, travel umroh, makanan cepat saji, warung empek-empek, rumah makan Padang, dan yang terakhir jasa aqiqah, hingga akhirnya Irshal membuka usaha roti cane yang ia beri nama Roti Cane Al Maghriby.
“Usaha ini saya buka nyaris tanpa modal. Sistemnya bagi hasil dengan partner bisnis,” ujarnya.
Dilengkapi dengan pilihan kuah kari dengan beragam lauk seperti kambing, telur, ayam, dan sapi, Roti cane Al-Maghribi ternyata juga bisa disajikan dengan varian toping rasa coklat, keju, milo, dan susu.
“Untuk menu andalan kami adalah kuah kari kambing. Dengan Harga jual mulai Rp 5.000 untuk roti saja, kalau dengan lauk sekitar Rp 35.000 (satu porsi). Dari bisnis ini saya bisa meraup omzet per bulan hampir mencapai Rp 5 juta,” kata pengusaha muda yang memilih nama roti cane Maghriby karena warungnya dibuka jam 4 sore menjelang maghrib tiba.
Bersama empat rekan lainnya, dalam sehari mereka mampu membuat lebih dari seratus porsi roti cane berikut kuah kari. Bahkan kini ia juga mulai menerima pesanan untuk acara pernikahan, rapat, arisan, aqiqah, dan produk lainnya.
“Untuk roti Cane (tanpa kuah) pernah dikirim hingga ke Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Jika disimpan di kulkas roti ini bisa tahan 3 -4 minggu. Kalau di freezer bisa tahan lebih dari satu bulan,” ujarnya.
Mengapa Memilih Bisnis Roti Cane?
Ketika ditanya mengapa memiliki bisnis roti cane, ia bercerita awal mula memilih bisnis ini karena pengalamannya yang pernah bepergian ke India, Pakistan, dan Bangladesh. Disana ia melihat penduduk sekitar menikmati roti cane sebagai makanan utamanya, dari situlah ia terinspirasi membuka usaha roti cane di Pontianak.
Melihat respon yang cukup bagus dari konsumen, Irshad pun ingin membuka cabang di beberapa daerah yang ada di Kalimantan Barat. Tidak hanya itu saja, Ia juga tertarik mewaralabakan usahanya hingga bisa membuka cabang di luar negeri.
“Namun sempat terbersit ketakutan dalam diri saya jika kelak membuka cabang di banyak tempat, bumbu dan santan di setiap cabang pasti rasanya bisa berbeda dari pusat. Saya takut kualitas rasa masing-masing cabang berbeda dengan di pusat,” kata Irshal. Untuk mensiasatinya, ia sudah memikirkan solusinya dengan meracik bumbu secara khusus sehingga pihak franchisee tinggal membeli saja.
Saat ditanya saran bagi para pemula yang ingin menekuni bisnis kuliner, ia menyarankan untuk menyederhanakan proses produksi dan fokus kepada kepuasan pelanggan, jangan fokus di dapur. “Kalau ingin memulai usaha, jangan kebanyakan mikir, nanti usahanya nggak jalan-jalan. Lebih baik dijalankan saja dulu, lebih utamakan untuk fokus di pemasaran dan urusan produksi serahkan pada ahlinya,” tutupnya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Vivi)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat
Sumber
sangat menginspirasi sari roti. bagus gan
BalasHapusSebenernya bisnis seperti ini enak karena kita langsung masak rotinya dan tidak di endap sampai berhari hari. Roti tidak tahan lama proses bakteri sangat cepat menurut teori biologi saat jaman SMA dulu. Bisa diterapkan di binis nantinya.
BalasHapus