Tim Studentpreneur bertemu dengan salah satu anak muda Indonesia yang tergabung dalam venture capital asing yang sangat terkenal, IMJ Fenox. Hebatnya lagi, anak muda ini masih berusia 23 tahun. William Ekaputra Wijaya, atau yang biasa dipanggil William Eka, adalah salah satu venture capitalist termuda di dunia. Meskipun masih muda, William punya pengalaman luas di dunia venture capital dan telah membantu banyak startup menjadi perusahaan sukses di industri digital dunia. Pengalamannya bekerja di perusahaan Venture Capital di Silicon Valley Amerika juga akan sangat berguna bagi Sobat Studentpreneur. Berikut obrolan menarik antara tim Studentpreneur dengan William tentang venture capital, dan bagaimana cara startup kalian dapat menarik perhatian venture
Hi William. Untuk Sobat Studentpreneur yang belum pernah tahu, apa itu IMJ Fenox?
IMJ Fenox adalah venture capital hasil joint venture dari IMJ Corporation perusahaan web development dari Jepang dan Fenox Venture Capital dari Silicon Valley tempat saya bekerja sebelum pindah ke Indonesia pertengahan Juni 2013 untuk membantu IMJ Fenox di Jakarta.Fenox Venture Capital mempunyai network yang luas dari Silicon Valley, Eropa Timur, dan Asia terutama Jepang.
Kami memposisikan diri sebagai startup partner untuk naik ke next level dan go global!
Apakah IMJ Fenox pernah membantu startup di Indonesia? Atau hanya di luar negeri?
Sejauh ini kami telah membantu 25 startups. Contohnya di Amerika kami kerjasama dengan berbagai tech incubator ternama seperti Y-Combinator, TechCrunch, TechStars, dan lain-lain. Kebanyakan portfolio kami seperti Lark, gTar, dan Roximity di Amerika berasal dari kerjasama tersebut. Kalau di Indonesia, kami membantu dua startups, salah satunya Urbanindo.com, situs properti terdepan di Indonesia. Teknologinya keren banget, karena UrbanIndo banyak fitur analytics seperti Map Search, Recommendation Tool atau Area Analytics yang dapat membantu pengguna untuk mencari rumah yang diinginkan, beda dengan website lain yang cuma listing. Satu lagi adalah Tech In Asia, online blog yang membahas berita IT Startup di Asia. Mereka mengadakan konferensi teknologi Startup Asia yang mengundang pembicara ternama dari Yahoo, Google, Kaskus, Tokyo Stock Exhange dan berhasil mengumpulkan lebih dari 1000 peserta di setiap konferensinya.
Sebelum IMJ Fenox memutuskan untuk investasi di sebuah startup, apa sih yang dilihat William dari startup tersebut?
Untuk startup, pada dasarnya kami melihat tiga hal. Pertama adalah scalable technology. Kami percaya kalau startup harus punya platform atau system untuk menjadi solusi global bukan hanya sekedar service atau solusi lokal. Untuk stage-nya IMJ Fenox lebih memfokuskan pada perusahaan yang masih pada level late seed dan Series A.
Kami juga mencari tim startup yg mempunyai mindset global, yang disruptive (pendobrak) dalam mengubah industri traditional dan selalu melihat pasar global sebagai target market kedepan. Terakhir kami mencari startup dengan traction atau track record. Kami mencari startup dengan produk yang sudah berjalan (working product), mempunyai user base atau partnership dengan perusahaan lain, ada sedikit revenue (bukan profit), dan yang sudah siap untuk dibawa ke market yang lain , bukan hanya masih dalam tahap ide saja.
Sumber
Hi William. Untuk Sobat Studentpreneur yang belum pernah tahu, apa itu IMJ Fenox?
IMJ Fenox adalah venture capital hasil joint venture dari IMJ Corporation perusahaan web development dari Jepang dan Fenox Venture Capital dari Silicon Valley tempat saya bekerja sebelum pindah ke Indonesia pertengahan Juni 2013 untuk membantu IMJ Fenox di Jakarta.Fenox Venture Capital mempunyai network yang luas dari Silicon Valley, Eropa Timur, dan Asia terutama Jepang.
Kami memposisikan diri sebagai startup partner untuk naik ke next level dan go global!
Apakah IMJ Fenox pernah membantu startup di Indonesia? Atau hanya di luar negeri?
Sejauh ini kami telah membantu 25 startups. Contohnya di Amerika kami kerjasama dengan berbagai tech incubator ternama seperti Y-Combinator, TechCrunch, TechStars, dan lain-lain. Kebanyakan portfolio kami seperti Lark, gTar, dan Roximity di Amerika berasal dari kerjasama tersebut. Kalau di Indonesia, kami membantu dua startups, salah satunya Urbanindo.com, situs properti terdepan di Indonesia. Teknologinya keren banget, karena UrbanIndo banyak fitur analytics seperti Map Search, Recommendation Tool atau Area Analytics yang dapat membantu pengguna untuk mencari rumah yang diinginkan, beda dengan website lain yang cuma listing. Satu lagi adalah Tech In Asia, online blog yang membahas berita IT Startup di Asia. Mereka mengadakan konferensi teknologi Startup Asia yang mengundang pembicara ternama dari Yahoo, Google, Kaskus, Tokyo Stock Exhange dan berhasil mengumpulkan lebih dari 1000 peserta di setiap konferensinya.
Sebelum IMJ Fenox memutuskan untuk investasi di sebuah startup, apa sih yang dilihat William dari startup tersebut?
Untuk startup, pada dasarnya kami melihat tiga hal. Pertama adalah scalable technology. Kami percaya kalau startup harus punya platform atau system untuk menjadi solusi global bukan hanya sekedar service atau solusi lokal. Untuk stage-nya IMJ Fenox lebih memfokuskan pada perusahaan yang masih pada level late seed dan Series A.
Kami juga mencari tim startup yg mempunyai mindset global, yang disruptive (pendobrak) dalam mengubah industri traditional dan selalu melihat pasar global sebagai target market kedepan. Terakhir kami mencari startup dengan traction atau track record. Kami mencari startup dengan produk yang sudah berjalan (working product), mempunyai user base atau partnership dengan perusahaan lain, ada sedikit revenue (bukan profit), dan yang sudah siap untuk dibawa ke market yang lain , bukan hanya masih dalam tahap ide saja.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar