Sewaktu mengunjungi toko komputer langganan saya di Gorontalo, Great Tech Computer, biasanya saya menyempatkan diri untuk melihat dan membawa pulang beberapa majalah gratis yang ada di atas rak etalase. Majalah yang saya maksud di sini adalah majalah gratisan yang dikeluarkan oleh dua vendor PC terkemuka dunia dan Indonesia, Acer dan Asus. Meskipun gratisan, tapi konten dan desainnya menunjukkan bahwa majalah-majalah ini bukanlah majalah murahan. Sebaliknya, majalah ini terlihat sangat menawan layaknya majalah yang disusun oleh para profesional di balik majalah komputer terkenal seperti Info Komputer atau Chips.
Kedua majalah yang saya maksud di atas masuk ke dalam golongan "Product Guide". Untuk Asus diberi nama Asus Product Guide, kalau Acer tidak jauh-jauh dari itu. Di dalamnya, kedua vendor tersebut menjejali para penikmat product guide ini tidak hanya dengan foto-foto produk terbaru mereka, tetapi juga lengkap dengan data dan laporan yang bisa menguatkan pencitraan merk mereka di mata konsumen. Acer misalnya, di dalam majalah yang dirilis dengan balutan kertas full color ini, pabrikan asal Taiwan ini menyajikan laporan dari lembaga survei ternama bahwa merknya merupakan penjual laptop nomor satu di negeri ini selama beberapa tahun berturut-turut. Melampaui capaian dari pemain-pemain lainnya seperti HP, Toshiba, Sony, bahkan Asus sendiri.
Pun begitu dengan Asus, selain dengan gagah berani mengakui posisinya sebagai runner up penjual laptop di bawah Acer, pabrikan asal Taiwan ini juga menyajikan data dan fakta yang bisa membuat Acer sebagai pemimpin pasar ketar-ketir. Data yang maksud di sini adalah sebuah data dari Square Trade, penyedia jasa garansi independen terbesar di Amerika Serikat, yang menyebutkan bahwa Asus adalah merk laptop dengan tingkat kegagalan paling rendah (baca: "yang paling jarang rusak") dibanding merk-merk lainnya. Termasuk Acer, sang pemimpin pasar laptop di Indonesia. Sekali lagi, data seperti ini merupakan sesuatu yang bisa mengubah keputusan seseorang saat membeli laptop baru.
Efek "product guide"
Saat membaca kedua product guide tadi, saya langsung paham bahwa sebuah terbitan yang dirancang sedemikian rupa ternyata bisa menjadi corong marketing efektif untuk menaikkan awareness plus meningkatkan penjualan produk sebuah perusahaan. Dari hikmah yang saya dapatkan setelah melihat kedua product guide tadi, penulis memutuskan untuk memaparkan beberapa faktor yang mampu mengubah sebuah product guide menjadi corong marketing handal bagi perusahaan Anda semua. Faktor apakah itu?
1. Desain yang bagus
Asus dan Acer mendesain product guide masing-masing dengan standar yang tinggi. Tata letak foto dan penyajian spesifikasi produk diselesaikan dengan sebaik mungkin sehingga memudahkan para pembaca untuk menikmatinya. Di samping tata letak, pemilihan warna produk yang ditampilkan di dalam product guide juga terasa sangat menarik sehingga membuat saya yang melihat-lihatnya serasa langsung ingin mencoba bahkan membeli produk yang dimaksud. Tidak ada halaman hitam-putih di dua majalah ini. Every paper is a colorful one. Pricey!
2. Less and only good word
Di samping desain, kedua vendor terkenal ini juga tidak jor-joran dalam penggunaan kata atau kalimat untuk mereview setiap produknya. Dalam setiap review produk yang ada di majalah ini, semua produk hanya ditampilkan keunggulan-keunggulannya saja. Sementara kekurangannya hampir sama sekali tidak ditampakkan. Dan ini pun wajar serta bisa dimaklumi karena kalau ingin mencari kekurangan, pembaca seharusnya mencarinya di majalah independen seperti Info Komputer atau Chip, atau juga bisa langsung mencarinya di internet dari ratusan bahkan ribuan sumber yang ada. Tapi tentu bukan di majalah "eksklusif" seperti ini.
3. Positive Data & Report
Di majalah miliknya, Asus terkesan "mencampakkan" Acer. Dan begitu pun sebaliknya. Semua data yang ditampilkan diklaim berasal dari lembaga independen yang tidak ada hubungan sama sekali dengan dua perusahaan ini. Di majalah masing-masing, kedua vendor ini juga berlomba-lomba memajang semua penghargaan atau award yang sudah diraih oleh produk masing-masing atau perusahaan masing-masing. Asus mencontohkan ini melalui laptop ultrabook seri Asus Zenbook yang berhasil menggondol CNET UK "Laptop of The Year 2011". Sementara Acer juga melakukan hal yang sama melalui beberapa award dan review positif yang sudah diraih oleh seri Aspire S3.
4. It is free!
Kalau saja majalah katalog produk seperti ini tidak dibanderol dengan harga Rp 0,- mungkin saya akan berpikir dua kali untuk membelinya. Hal ini pun wajar dan bisa dimaklumi karena selaku konsumen yang menginginkan produk terbaik, sepertinya kurang bijaksana mencari informasi di sumber info yang sangat bias dan subjektif. Tapi sekali lagi, status gratisnya membuat saya tidak segan-segan untuk menikmati produk dari Asus dan Acer ini.
Kesimpulan
Dengan melihat kualitas dan dampak yang sudah diciptakan oleh product guide Acer dan Asus ini, saya beranggapan bahwa majalah product guide sepertinya bisa menjadi salah satu corong pemasaran yang sangat efektif, khususnya untuk perusahaan yang membuat produk-produk fisik (non service). Melalui majalah yang diterbitkan secara ekslusif, Anda selaku pengusaha bisa merayu para pengguna baru untuk tertarik dengan tawaran Anda sementara tetap membujuk para pelanggan lama untuk setia dan tidak berpaling pada "tetangga sebelah".
Tips:
Bagi para pengusaha muslim di luar sana yang perusahannya mungkin belum memiliki plafon anggaran pemasaran sebesar Acer atau Asus, Anda semua bisa menyiasati hal ini dengan menerbitkan katalog produk Anda sendiri secara digital dengan format PDF untuk kemudian menyebarluaskannya melalui medium-medium yang sudah ada seperti blog, facebook, twitter, linkedin, Google+, atau bahkan via direct email. Jangan malu-malu, karena Asus juga menyediakan Product Guide dalam versi PDF lho.
Sumber
Kedua majalah yang saya maksud di atas masuk ke dalam golongan "Product Guide". Untuk Asus diberi nama Asus Product Guide, kalau Acer tidak jauh-jauh dari itu. Di dalamnya, kedua vendor tersebut menjejali para penikmat product guide ini tidak hanya dengan foto-foto produk terbaru mereka, tetapi juga lengkap dengan data dan laporan yang bisa menguatkan pencitraan merk mereka di mata konsumen. Acer misalnya, di dalam majalah yang dirilis dengan balutan kertas full color ini, pabrikan asal Taiwan ini menyajikan laporan dari lembaga survei ternama bahwa merknya merupakan penjual laptop nomor satu di negeri ini selama beberapa tahun berturut-turut. Melampaui capaian dari pemain-pemain lainnya seperti HP, Toshiba, Sony, bahkan Asus sendiri.
Pun begitu dengan Asus, selain dengan gagah berani mengakui posisinya sebagai runner up penjual laptop di bawah Acer, pabrikan asal Taiwan ini juga menyajikan data dan fakta yang bisa membuat Acer sebagai pemimpin pasar ketar-ketir. Data yang maksud di sini adalah sebuah data dari Square Trade, penyedia jasa garansi independen terbesar di Amerika Serikat, yang menyebutkan bahwa Asus adalah merk laptop dengan tingkat kegagalan paling rendah (baca: "yang paling jarang rusak") dibanding merk-merk lainnya. Termasuk Acer, sang pemimpin pasar laptop di Indonesia. Sekali lagi, data seperti ini merupakan sesuatu yang bisa mengubah keputusan seseorang saat membeli laptop baru.
Efek "product guide"
Saat membaca kedua product guide tadi, saya langsung paham bahwa sebuah terbitan yang dirancang sedemikian rupa ternyata bisa menjadi corong marketing efektif untuk menaikkan awareness plus meningkatkan penjualan produk sebuah perusahaan. Dari hikmah yang saya dapatkan setelah melihat kedua product guide tadi, penulis memutuskan untuk memaparkan beberapa faktor yang mampu mengubah sebuah product guide menjadi corong marketing handal bagi perusahaan Anda semua. Faktor apakah itu?
1. Desain yang bagus
Asus dan Acer mendesain product guide masing-masing dengan standar yang tinggi. Tata letak foto dan penyajian spesifikasi produk diselesaikan dengan sebaik mungkin sehingga memudahkan para pembaca untuk menikmatinya. Di samping tata letak, pemilihan warna produk yang ditampilkan di dalam product guide juga terasa sangat menarik sehingga membuat saya yang melihat-lihatnya serasa langsung ingin mencoba bahkan membeli produk yang dimaksud. Tidak ada halaman hitam-putih di dua majalah ini. Every paper is a colorful one. Pricey!
2. Less and only good word
Di samping desain, kedua vendor terkenal ini juga tidak jor-joran dalam penggunaan kata atau kalimat untuk mereview setiap produknya. Dalam setiap review produk yang ada di majalah ini, semua produk hanya ditampilkan keunggulan-keunggulannya saja. Sementara kekurangannya hampir sama sekali tidak ditampakkan. Dan ini pun wajar serta bisa dimaklumi karena kalau ingin mencari kekurangan, pembaca seharusnya mencarinya di majalah independen seperti Info Komputer atau Chip, atau juga bisa langsung mencarinya di internet dari ratusan bahkan ribuan sumber yang ada. Tapi tentu bukan di majalah "eksklusif" seperti ini.
3. Positive Data & Report
Di majalah miliknya, Asus terkesan "mencampakkan" Acer. Dan begitu pun sebaliknya. Semua data yang ditampilkan diklaim berasal dari lembaga independen yang tidak ada hubungan sama sekali dengan dua perusahaan ini. Di majalah masing-masing, kedua vendor ini juga berlomba-lomba memajang semua penghargaan atau award yang sudah diraih oleh produk masing-masing atau perusahaan masing-masing. Asus mencontohkan ini melalui laptop ultrabook seri Asus Zenbook yang berhasil menggondol CNET UK "Laptop of The Year 2011". Sementara Acer juga melakukan hal yang sama melalui beberapa award dan review positif yang sudah diraih oleh seri Aspire S3.
4. It is free!
Kalau saja majalah katalog produk seperti ini tidak dibanderol dengan harga Rp 0,- mungkin saya akan berpikir dua kali untuk membelinya. Hal ini pun wajar dan bisa dimaklumi karena selaku konsumen yang menginginkan produk terbaik, sepertinya kurang bijaksana mencari informasi di sumber info yang sangat bias dan subjektif. Tapi sekali lagi, status gratisnya membuat saya tidak segan-segan untuk menikmati produk dari Asus dan Acer ini.
Kesimpulan
Dengan melihat kualitas dan dampak yang sudah diciptakan oleh product guide Acer dan Asus ini, saya beranggapan bahwa majalah product guide sepertinya bisa menjadi salah satu corong pemasaran yang sangat efektif, khususnya untuk perusahaan yang membuat produk-produk fisik (non service). Melalui majalah yang diterbitkan secara ekslusif, Anda selaku pengusaha bisa merayu para pengguna baru untuk tertarik dengan tawaran Anda sementara tetap membujuk para pelanggan lama untuk setia dan tidak berpaling pada "tetangga sebelah".
Tips:
Bagi para pengusaha muslim di luar sana yang perusahannya mungkin belum memiliki plafon anggaran pemasaran sebesar Acer atau Asus, Anda semua bisa menyiasati hal ini dengan menerbitkan katalog produk Anda sendiri secara digital dengan format PDF untuk kemudian menyebarluaskannya melalui medium-medium yang sudah ada seperti blog, facebook, twitter, linkedin, Google+, atau bahkan via direct email. Jangan malu-malu, karena Asus juga menyediakan Product Guide dalam versi PDF lho.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar