Sugianto Tandio – Menyelamatkan Dunia Menggunakan Kantong Plastik


Kantong plastik telah menjadi suatu hal yang popular karena harga produksinya yang tidak mahal dan lebih kuat dibandingkan dengan pembungkus alternative lainnya. Akan tetapi daya tahannya yang cukup kuat membuat kantong plastik menjadi lebih berbahaya bagi lingkungan. Mereka tidak dapat hancur secara total dan membutuhkan waktu seribu tahun untuk teroksidasi secara alami dikarenakan molekul dasar yang dimilikinya.

Berbicara tentang Pak Sugianto Tandio, beliau adalah seorang yang rendah hati dan sangat mencintai lingkungan. Beliau adalah pemilik PT Tirta Marta, sebuah perusahaan keluarga di Tangerang, Indonesia yang bergerak di bidang kemasan fleksibel sejak tahun 1971. Sulung dari delapan bersaudara ini tertarik dengan penelitian setelah sekolah dan bekerja di Amerika Serikat. Beliau lulus dari North Dakota University dan bekerja di sebuah perusahaan multinasional selama lima tahun sebagai seorang engineer.

Beliau kembali ke Indonesia untuk membantu keluarganya menjalankan bisnis kemasan. Hal ini menjadi sebuah tantangan baginya. Awalnya beliau merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri, namun akhirnya berhasil untuk menguasai industri ini. Keinginan besarnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam perusahaan adalah berdasarkan fakta sederhana mengenai ketertinggalan Indonesia dengan Negara lain, terutama di daerah pedesaan dengan kekayaan alam yang dimiliki. “Kita harus membuat dan memberikan nilai jual lebih terhadap kekayaan alam untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Ia menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dari pengalaman bekerja di luar negeri untuk fokus membuat inovasi kemasan plastik yang lebih ramah lingkungan, aplikasi pertama yang dilakukannya adalah membuat kemasan alternatif selain kantong plastik yang sudah ada. Setelah 10 tahun penelitian dan menghabiskan jutaan dollar, ia berhasil membuat resin plastik alami, beliau dan timnya berhasil hadir dengan produk yang menggunakan singkong sebagai bahan utamanya. Produk tersebut bernama “ECOPLAS.”

ECOPLAS dibuat dari saripati akar singkong lokal yang banyak dihasilkan oleh petani Indonesia. Dikarenakan hal ini, penyebaran dan penggunaan ECOPLAS yang semakin tinggi membantu petani lokal penghasil singkong di Indonesia. Dikarenakan ECOPLAS dibuat dari bahan alami, maka proses penguraiannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan plastik biasa yang dapat bertahan hingga seribu tahun. Laboratorium pemerintah Indonesia juga sudah melakukan tes dan menyatakan bahwa ECOPLAS dapat dicerna oleh mikroba dan terurai secara cepat, membusuk menjadi ukuran molekul hingga benar-benar hilang dan aman lingkungan.

Ketika ditanya mengenai apa yang memotivasinya untuk menghabiskan hampir 10 tahun dan jutaan dollar untuk penelitian plastik alami yang dapat terurai, Sugianto menjawab “Saya besar di sebuah kota kecil di Sumatera, sebuah kota tropis miskin di Indonesia. Saya melihat permasalahan yang dihadapi oleh petani setempat dan ingin melakukan sesuatu untuk membantu. Ketika saya mengambil alih perusahaan saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan, tetapi tahu bahwa tujuan saya adalah untuk memecahkan masalah isu yang disebabkan oleh plastik terhadap lingkungan, seiring dengan membantu petani di pedesaan.”

Untuk itu, ECOPLAS adalah plastik alami pertama di dunia yang mendapat sertifikat “Fair for Life, Fair Trade.” Hal ini menunjukkan bahwa komunitas petani mendapatkan gaji yang sesuai dengan lingkungan kerja yang baik.

Merupakan tujuan Pak Sugi untuk membantu mengurangi dampak plastik terhadap lingkungan di seluruh dunia, hal ini tidak mudah karena harga kantong plastik biasa tidak mahal. Di banyak bagian dunia yang lain, peningkatan harga suatu produk akan menyebabkan harga produk serupa ikut meningkat. Hal ini yang membuat beliau dan timnya membuat sebuah bahan tambahan bernama OXIUM yang dapat ditambahkan pada material plastik biasa lainnya yang memiliki harga cukup terjangkau dan menjadi solusi untuk masalah ini. Di Indonesia, lebih dari sembilan puluh persen retailer pasar modern menggunakan kantong plastik yang dibuat dari OXIUM. Dengan memberikan produsen plastik lainnya akses terhadap bahan ini, Sugianto berharap keadaan lingkungan dan ekonomi Indonesia dapat menjadi lebih baik dalam 5-10 tahun mendatang.

PT Tirta Marta junga mengekspor tas ramah lingkungan berbahan ECOPLAS dan OXIUM ke berbagai Negara di kawasan Asia Tenggara dan juga Amerika Serikat. Sebuah prestasi yang luar biasa mengingat ECOPLAS dan OXIUM baru hadir sejak tahun 2010.

“Inovasi merupakan hal yang sangat penting,” ucap Sugianto. “Saya ingin mendorong banyak orang untuk menemukan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi di komunitas mereka. Jangan takut terhadap inovasi, pengetahuan dapat dipelajari dan diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang dibuat oleh manusia. Terapkanlah kebijaksanaan yang sesuai untuk menemukan solusi yang tepat.”


Sumber
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar